Jan 30, 2013

Catching Fire - Suzanne Collins


 



Kemenangan Katniss di Hunger Games membuat Presiden Snow geram karena menurutnya Katniss telah menyulut api pemberontakan di beberapa distrik. Maka dari itu Presiden Snow mengancam Katniss untuk membuktikan bahwa ia dan Peeta saling mencintai dalam Tur Kemenangan—untuk meredakan semangat pemberontakan penduduk. Masalahnya, Peeta sedikit marah pada Katniss tepat saat mereka kembali ke distrik 12 setelah mereka memenangkan Hunger Games dan mereka saling menjauh. Dilain pihak, Katniss bingung dengan perasaannya terhadap Gale karena tampaknya Gale mulai menunjukkan ketertarikannya pada Katniss.

Sementara itu, Capitol memiliki agenda sendiri untuk Quartel Quell yang ketiga. Dalam upaya Presiden Snow membalas dendam, Katniss dan Peeta kembali bermain dalam Hunger Games. Mimpi buruk Katniss belum lagi hilang dan ia sudah harus mempertaruhkan hidupnya sekali lagi. Namun kali ini ia bertekad untuk melindungi Peeta karena ia berutang banyak pada anak lelaki itu. Sanggup kah Katniss membuktikannya pada Presiden Snow?



Sempet merasa bosan di awal-awal cerita ini, karena dari awal sampai hampir pertengahan berkisah tentang pemberontakan beberapa Distrik melawan Capitol. Dari sini saya jadi semakin benci Capitol, dan rasanya sangat menyakitkan bila kita hidup kelaparan demi mengenyangkan perut orang-orang yang hobi membuang-buang makanan.


Ide Hunger Game ini juga membuat saya mengerang, bagaimana mungkin sebuah negara bisa sangat bahagia diatas kematian 23 orang yang tidak bersalah pada mereka??

Kali ini Katniss terjebak dalam gerakan pemberontakan yang tidak pernah dengan sengaja disulutnya. Sejak awal Katniss tidak ingin siapapun yang menang dalam permainan itu. Lebih baik tidak ada pemenang, daripada harus melambaikan tangan pada keluarga para korban permainan ini.

Peeta yang diakhir buku satu sudah mengetahui kebohonan Katniss juga mulai menjaga jarak dari gadis itu. Dia sadar betul, kalau Gale selalu menjadi yang istimewa bagi Katniss. Tapi ketika tur kemenangan di mulai, maka romantisme picisan pun harus dimainkan.

Sayangnya, seperti yang sebelumnya, Katniss pun tanpa sengaja menyulut rasa pemberontakan di beberapa Distrik yang kunjunginya. Seperti saat di Distrik 11, tempat Rue besar.

Permainan 'kekasih pura-pura' hampir berakhir menjadi pernikahan, sayangnya pernikahan itu harus diundurkan/dibatalkan karena Capitol menarik mereka berdua kembali dalam permainan. 

Quarter Quell itu adalah permainan yang dimainkan setiap 25 tahun sekali, dan biasanya Capitol akan menerapkan peraturan yang sedikit berbeda. Seperti 25 tahun yang lalu Capitol meminta peserta permainan Hunger Game untuk di lipat gandakan, dan untuk perayaan ke 75 tahun ini Capitol meminta semua yang terkuat untuk saling beradu.

Bagi saya bagian seru dari buku ini mulai bangkit lagi ketika Katniss dan Peeta mulai bersiap-siap untuk permainan mereka. Seperti tahun sebelumnya, Katniss dan Peeta juga melakukan tradisi yang sama, wawancara, latihan, pameran pakaian, dll. Nah, saya sangat suka dengan ide pakaian Katniss ketika wawancara terakhir sebelum permainan di mulai.

Sama seperti buku pertamanya, saya juga memberikan 4 bintang untuk novel ini. Penulisnya memang sangat brilian dalam merancang arena Hunger Game. Two thumbs up!!


Btw, judul terjemahannya agak sedikit aneh bagi saya. Tersulut??

2 comments: