Jan 13, 2013

Quarter Life Dilemma - Primadonna Angela

 

SINOPSIS:
Ine Puspitasari (sahabat Belinda di Quarter Life Fear) memiliki hidup yang mungkin membuat banyak orang iri. Wajah dan penampilan jelita. Karier sukses. Dapat menggaet cowok-cowok keren---kalau sedang mau dan berminat. Tapi ternyata ia menyadari bahwa dirinya tidak bahagia. Ia hanya merasa ada sesuatu yang kurang---tapi apa? Apakah karena ia kurang puas dengan jabatannya sebagai creative director di ad agency ternama? Atau karena ia iri dengan pernikahan Belinda yang bahagia? Atau karena ia belum menemukan pendamping yang sesuai untuknya?

Ine kerap dihadapkan pada berbagai pilihan yang berujung dilema. Kadang semua pilihan sama bagusnya---atau sama buruknya. Ketika Ine harus memilih antara karier cemerlangnya atau menunggui Belinda yang akan melahirkan, mana yang akan Ine pilih?

Novel ini satu ini lebih tebal dari novel pendahulunya Quarter Life Fear, tidak seperti membaca novel yang sebelumnya, untuk novel ini bagian yang di skip lebih sedikit. hehhe.

Ine adalah seorang wanita yang cantik, pinter, karir yang cemerlang, dan masalah cowok sering gonta-ganti. Tapi sayangnya dia masih belum menemukan seseorang yang tepat untuknya. Selama menjalin hubungan dengan mantan-mantannya, dia tidak pernah 100% mencintai mereka, itulah sebabnya dia gampang mendapatkan penggantinya.

Di buku pertama, dikatakan kalau mantan Ine yang ternyata homo, telah melamarnya. Dan untuk membalas rasa sakit hatinya, Ine meng-iya-kan lamaran itu. Awalnya aku kira ceritanya akan berlanjut, karna pasti seru rasanya kalau membaca kisah wanita normal berhubungan dengan pria yang gay. Sayangnya novel ini menceritakan yang lain.

Tidak jauh berbeda dengan novel yang sebelumnya, novel ini menceritakan dilemma yang dirasakan Ine. Di tangah-tengah kesibukan pekerjaannya, Ine harus ke Bandung setiap weekend demi menemani sahabatnya, Belinda, untuk berbelanja keperluan bayi. Kalau ditolak maka Belinda akan berubah jadi wanita blackmail, seperti mamanya.

Melihat kehidupan Belinda yang bahagia dengan suaminya, Ine terkadang cemburu, karena dia belum menemukan prince charmingnya. Tapi ketika dia bertemu dengan sang prince charming wanna be, Ine malah bertingkah sehingga sang pangeran melenggang meninggalkannya.

Satu hal yang aku tanggap setelah membaca karya Primadona Angel, buku ini dan buku pertamanya, serta novel DJ & JD. Rasanya saya kurang cocok dengan cara bercerita beliau, sepertinya kisah tersebut terlalu mustahil untuk terjadi or too good to be true. Sorry to say.

Pertama, siapa sih yang gak pengen punya suami kaya dan bule? Tapi rasanya dengan interaksi antara Ine dan prince charmingnya yang terlalu singkat, rasanya itu terlalu dipaksakan. Sepertinya tokoh pria itu tidak punya jiwa, dia seperti sudah di remote untuk seperti itu. Belajar piano dan memainkannya sebuah lagu di depan Ine untuk melamarnya di sebuah cafe yang romantis. Beuhh. Berlebihan bagi jiwa saya.

Kedua, Belinda dan suami kaya rayanya. Di novel pertama saya juga merasa Jay seperti pria robot, di setir untuk melamar Belinda di ciwalk dengan setting acara katakan cinta. Sepertinya kalau novel itu di tulis sekarang, nama acaranya, WIll You Marry Me?. Dan selama masa kehamilan Belinda, kok yang sering di ceritakan tentang Jay yang terlalu sibuk, kalau saya jadi Ine, saya pasti kesal punya suami seperti Jay. Bahkan di hari kelahiran anaknya, tidak bisa menemani.

Pokoknya dari tiga karya-nya beliau yang saya baca, selalu mengisahkan wanita biasa yang menikah dengan pria tampan dan kaya gak ketulungan. Hellooo... saya bosan, mbak!

Walaupun begitu, saya tetep ajungin jempol dengan gaya penulisannya. Mungkin dari pemilihak kisah, beliau harus mencari referensi lain. Mengingat novel ini di labeli dengan label Metropop, rasanya isinya terlalu dunia khayal banget. Tapi kalau gaya penulisan, beliau tidak perlu di ragukan lagi.

Satu bintang untuk cover dan satunya lagi untuk gaya tulisnya. :)

Peace,

@yuuCaaaa

No comments:

Post a Comment