SINOPSIS:
Bagi Belinda, ulang tahun itu mengerikan. Apalagi ulang tahunnya yang ke-25. Di saat orang lain merasa sukses dengan pekerjaan yang menjanjikan, memiliki pasangan, punya tujuan hidup yang jelas, Belinda malah merasa tidak punya apa-apa. Singkatnya, a loser. Tapi saat Jay, mantan kekasihnya, kembali dalam kehidupannya, Belinda belajar bahwa ia harus berani menghadapi dunia---termasuk semua ketakutannya.
"...Penulis satu ini justru berangkat dari isu ketidakcantikan yang terbukti bisa melahirkan novel Quarter Life Fear. Bukan dongeng yang ber-setting istana megah, memang, melainkan 'istana kecil' yang ada di keseharian seorang Belinda. Keseharian kita juga, tentunya." --Jujur Prananto, scriptwriter, Jakarta, Indonesia
"...Penulis satu ini justru berangkat dari isu ketidakcantikan yang terbukti bisa melahirkan novel Quarter Life Fear. Bukan dongeng yang ber-setting istana megah, memang, melainkan 'istana kecil' yang ada di keseharian seorang Belinda. Keseharian kita juga, tentunya." --Jujur Prananto, scriptwriter, Jakarta, Indonesia
Belinda itu anak tunggal yang memiliki ibu yang hobby masak dan klop sama dia yang hobby makan. Ibunya juga seorang blackmail dan suka mendramatisir semua masalah. >.<
Belinda bekerja sebagai seorang pengajar di tempat les bahasa, jadi bisa dibilah kehidupannya biasa saja. Tidak seperti tokoh dalam novel yang kebanyakan berwajah cantik, pekerjaan yang cemerlang, orang tua yang kaya, dst.
Belinda dulunya berpacaran dengan Jay, pertemuan pertama mereka terbilang unik dan saat pertama kali bertemu Jay itu berpenampilan sangat 'cupu'. Tapi kecupuan Jay gak berlangsung lama dan dia kemudian berubah menjadi si pangeran tampan dari negri impian.
Alur ceritanya maju mundur, jadi di awal di ceritakan Belinda sudah berumur 25 tahun tetapi masih jomblo. Semua saudaranya yang lain seakan memaksanya untuk segera menikah. Ibunya juga menjadi ancaman tersendiri bagi dirinya, karena ibunya cantik dan hampir sempurna dalam segala hal. Tidak seperti dirinya.
Alur cerita mundur ketika dia pertama kali bertemu dengan Jay, kemudian menceritakan lagi ketika dia bertemu dengan Jay yang sedang berduaan dengan teman kuliahnya dahulu.
Gaya cerita Primadona Angela memang sangat menghibur, tetapi banyak bagian yang saya skip karena rasanya saya sudah mengerti kearah mana ceritanya berakhir.
Novel ini sebenarnya Oke, tapi berdasarkan selera saya, novel ini hanya dapat 2 bintang..
Regards,
@yuuCaaaa
No comments:
Post a Comment