Nov 13, 2012

The Windflower - Sharon Curtis, Tom Curtis


Merry Wilding mendambakan petualangan… namun yang dia dapat malah penculikan dan dikirim ke kapal yang paling ditakuti di lautan.

Merry tak punya pilihan lain kecuali tunduk pada perintah pemilik kapal, sang bajak laut misterius berambut keemasan. Dan meskipun kata-kata setajam duri sering meluncur keluar dari sana, bibir itu juga mengenalkan gadis itu pada ciuman memabukkan yang tak akan pernah dia lupakan. Laki-laki itu tampak begitu berbahaya, sekaligus membuatnya hampir tak bisa bernapas karena dikuasai gairah.

Devon Crandall hanya bermaksud untuk merayu tawanannya itu sedikit dan mengorek informasi darinya. Tapi dia tak pernah menduga sepasang mata biru milik perempuan itu bisa membuatnya kehilangan kendali atas dirinya. Kepolosan Merry malah membuat Devon semakin menginginkannya.

Sang bajak laut dan tawanannya saling membujuk, saling menggoda… siapa akhirnya yang jadi pemenangnya?

Ahaa... novel pertama saya dari sepasang penulis dan aku menyukainya. Awalnya saya tidak mengira kalau mereka ternyata suami istri, tapi setelah tahu saya semakin menyukai keduanya. Rasanya pasti menyenangkan hidup bersama dengan orang yang memiliki hobby yang sama dengan kita, apalagi bisa menghasilkan uang.. :)

Back to story..

Merry sangat berbakat di dunia sketsa dan lukisan, bakat ini juga sering mendatangkan penghasilan dan kepuasan batin untuknya. Walaupun dia tidak terkenal karena lukisannya, tapi dia bangga karena sudah membantu negaranya untuk melukis wajah penjahat atau mata-mata Ingris.

Kisah ini mengambil setting ketika Amerika dan Inggris masih berseteru. Nah, Merry itu memang lahir dan besar di Amerika, tapi ibunya dan bibinya adalah seorang bangsawan Inggris yang jatuh miskin dan pindah ke Amerika. Ibu Merry memang sudah meninggal tapi bibinya masih single dan merawat Merry dengan ala bangsawannya. Alhasil Merry terkadang kesal dengan sang bibi.

Nah, ternyata sang bibi sedang berusaha untuk menjodohkannya dengan seorang Duke di Inggris. Sayangnya dalam perjalanan menuju tunangannya (yang mana Merry tidak tahu tentang perjodohan ini), Merry di culik oleh perompak.

Perompak yang mencuri Merry ternyata salah tangkap, untungnya Merry bertemu dengan perompak lain yang kebetulan sudah mengenali Merry sebagai 'wanita Devon'. Bagaimana Merry mendapatkan sebutan itu, sebaiknya bukunya langsung di baca saja. :)

Cat. Itulah nama perompak yang selalu menjaga Merry selama dia ada di kapal perompak tersebut. Orang-orang dikapal juga menyebut Cat sebagai baby sister-nya Merry. Cat memandikan Merry, mengobatinya dan menyayanginya.

Devon terkejut ketika mendapati Merry, wanita yang membuatnya tidak tenang, ada di kamar musuh bebuyutannya. Devon mengira Merry adalah mata-mata, apalagi dengan kenyataan bahwa Merry adalah pelukis yang sedang dicari-cari oleh kepolisian Amerika, karena telah melukis wajah mata-mata mereka.

Selama di atas kapal perompak, Devon mencoba segala macam cara untuk menyelidiki siapa Merry sebenarnya. Apalagi dengan gelagat Merry yang terlihat polos, terkadang Devon merasa gadis itu hanya gadis biasa, tapi kenyataannya rahasia tentang diri Merry yang sebenarnya masih di tutup rapat oleh gadis itu.

Saat Merry terserang malaria, di situlah Devon menunjukkan rasa kasihnya pada gadis itu dengan mengorbankan dirinya sebagai kelinci percobaan untuk obat Merry.

Kisah cintanya seperti layang-layang, tarik ulur. Disitulah titik kegemasan saya atas novel ini. Apalagi ditambah dengan hubungan Devon-Merry selama di kapan. And for your information, dear, Merry masih suci sampai dia menikah dengan tunangannya itu lohhh... ;)

So... kalau mau tau ending dan how Devon berusaha menahan hasratnya pada Merry, coba baca deh.. :)

No comments:

Post a Comment