Nov 22, 2012

Alita @ First - Dewie Sekar

 


Sejak pertama berjumpa dengan Erwin, Alita jatuh cinta pada sahabat kakaknya itu. Bagi Alita, tak jadi masalah Erwin hanya menganggapnya adik. Toh Alita memang tak berniat jadi kekasih Erwin. Mencintai bukan berarti juga bersedia jadi kekasih. Bagi Alita, orang tak pernah butuh syarat apa pun untuk jatuh cinta, tapi jelas banyak yang harus dipertimbangkan saat sepasang insan berniat menjalin hubungan serius. Dan Erwin---yang terang-terangan mengaku dirinya buaya mata keranjang---tak masuk hitungan Alita, juga tak masuk hitungan orangtua Alita, kakak Alita, bahkan juga sahabat Alita.

Toh cinta Alita pada Erwin tetap tumbuh bersemi, meski tersembunyi dalam hati. Bagi Alita ini bukan pemberontakan melawan keluarga dan sahabatnya, sebab Alita merasa cintanya pada Erwin adalah jenis cinta sepihak yang tak menghendaki apa-apa dari yang dicintai. Cinta yang penuh kesadaran tak akan memperoleh pemenuhan. Cinta tanpa tujuan memiliki, apalagi menguasai. Cinta tanpa harapan, tanpa muara....

Tapi, sungguhkah jenis cinta semanis dan sesederhana itu bisa benar-benar ada? Sungguhkah Alita mampu tetap menggunakan akal sehatnya dan menuruti nasihat orang-orang terdekatnya, saat akhirnya Erwin juga jatuh cinta padanya?

Novel ini berkisah tentang Alita, Erwin, Yusa, Abel, dan konco-konconya. 



Kenapa saya bilang, konco? Karena ini seperti kisah sinetron rasanya, walaupun konfliknya tidak sebanyak di sinetron. Kenapa saya berani bilang ini seperti sinetron, karena buku ini masih ada kelanjutannya.

Sejujurnya rada males bikin resensi ini, karena akhir-akhir ini novel yang saya baca kurang menarik perhatian saya. Walaupun begitu, saya tetap menuntaskan bacaan itu karena bagaimanapun juga blog ini harus di isi, kan? hahaha

Tapi setidaknya novel ini sudah menemani perjalanan saya mengarungi kemacetan Blok M - Fatmawati.. :-p

Ceritanya tentang Alita yang mencintai pria yang tidak seharusnya di cintai. Erwin. Si playboy yang kebetulan adalah sahabat kakaknya, Yusa. 

Walaupun Alita mencintai Erwin, dia sadar betul bahwa Erwin bukanlah pria yang layak untuknya. Dia dan Erwin selamanya tidak akan pernah bersatu. Alita adalah tokoh yang cukup beruntung karena memiliki keluarga dan orang-orang terdekat yang begitu perhatian padanya. Kalau saja Alita tidak memiliki mereka, saya yakin Alita pasti sudah jatuh dalam jerat-jerat Erwin sudah dari lama.

Memang di novel ini tidak dikisahkan bagaimana kelihaian seorang Erwin dalam menggoda para wanita, hanya saja Erwin di deskripsikan sebagai pria dengan ketampanan dan karisma yang mampu membuat banyak wanita mengejar-ngejarnya.

Sikap Erwin yang periang justru menambah daya pikatnya. Hanya saja Erwin terlalu lemah terhadap godaan, mungkin ini jugalah yang menjadi perang batin Alita. Dia pasti tidak yakin, jika Erwin sudah bersamanya, pria itu tidak akan melirik wanita lain.

Pesan penting dari novel ini menurut versi saya adalah: "Jangan lupa pakai pengaman." 
Ups, sorry kalau pesan itu kurang berkenan, hanya saja bagi saya hal itu tepat. Karena pesan-pesan lainnya sudah tersirat dan tersurat dengan baik di novel ini. Hahaha...

Oya, Karena novel ini sudah menemani saya di tengah kemacetan, tiga bintang deh buat kamuchhh..

No comments:

Post a Comment