Jul 9, 2013

Melbourne: Rewind - Winna Efendi





Add to Goodread
Pages: 340

Pembaca tersayang,

Kehangatan Melbourne membawa siapa pun untuk bahagia. Winna Efendi menceritakan potongan cerita cinta dari Benua Australia, semanis karya-karya sebelumnya: Ai, Refrain, Unforgettable, Remember When, dan Truth or Dare.

Seperti kali ini, Winna menulis tentang masa lalu, jatuh cinta, dan kehilangan.

Max dan Laura dulu pernah saling jatuh cinta, bertemu lagi dalam satu celah waktu. Cerita Max dan Laura pun bergulir di sebuah bar terpencil di daerah West Melbourne. Keduanya bertanya-tanya tentang perasaan satu sama lain. Bermain-main dengan keputusan, kenangan, dan kesempatan. Mempertaruhkan hati di atas harapan yang sebenarnya kurang pasti.

Setiap tempat punya cerita.

Dan bersama surat ini, kami kirimkan cerita dari Melbourne bersama pilihan lagu-lagu kenangan Max dan Laura.

Enjoy the journey,

EDITOR



Pertama kali liat buku ini di Gramedia, saya langsung tertarik dengan judulnya, saya langsung saja membaca bukunya. Tanpa membaca sinopsis yang biasanya ada di belakang buku. Entah mengapa kalau untuk buku terbitan Gagas, sinopsis tidak mencerminkan isi cerita, sering kali saya terkecoh.

Yang paling menarik dari buku ini adalah ilustrasi gambar yang ada di tiap bab, seperti post-card. Oya, kalau kamu beli buku ini, kamu bakalan dapat post-card juga. I give one star for this.

Awal membaca, saya sempat mengira kalau ini dituliskan dalam sudut pandang pria, ternyata saya salah. Buku ini ditulis dengan sudut pandang kedua tokoh utama. Max and Laura.

Sesuai judulnya, Rewind, buku ini bercerita tentang kisah Rewind antara Max dan Laura, yang mana kisah ini terjadi di Melbourne. Saya suka dengan alur maju-mundur di buku ini, terkesan mengalir tanpa dipaksakan. One more star for this.

Bintang yang lain untuk lirik lagi di tiap bab-nya. Secara saya juga punya kebiasaan menilai lagu itu bagus atau tidak, dari liriknya, jadi saya suka. :)

Kisah ini bermula dari Max yang kembali ke Melbourne, setelah lima tahun meninggalkan kota ini untuk mengejar mimpinya. Dalam lima tahun, ada satu wanita yang masih dikenangnya, baik itu kebiasaan ataupun suaranya. Jadi ketika dia mendengar suara penyiar radio di tengah malam, Max langsung tahu kalau itu Laura.

Max menghubungi Laura, dan mereka kembali berteman. Tapi pertemanan antara dua makhluk dengan jenis kelamin yang berbeda, tidak pernah hanya akan berakhir dengan persahabatan. Kalau tidak salah satunya yang mengharapkan lebih, atau saling menyakiti.

Hubungan Laura dan Max yang berjalan mulus, meninggalkan kisah masa lalu yang pahit. Mengapa Laura dan Max akhirnya berpisah? Cerita yang sengaja di tutupi hingga bagian akhir buku ini. Tentang dua orang yang berbeda dengan pandangan masa depan yang berbeda. 

Kisah ini tentunya tidak melulu tentang Max dan Laura, kehadiran orang ketiga pasti akan menambah  bumbu manisnya. Evan. Pacar dari sahabat Laura. Hadir tanpa maksud buruk, tapi berhasil memberikan rasa lain pada Laura. Kebahagian, tapi berakhir dengan kesedihan.

Dipihak Max, juga ada wanita lain. Tapi tidak seperti perasaan Laura pada Evan. Mungkin karena kecenderungan pria yang tidak terlalu menganggap serius tiap perhatian dari wanita.


Tiga bintang untuk buku ini. Buku ini enaknya dibaca pas santai, o iya, lebih baik lagi kalau membacanya ditemani dengan lagu-lagu sesuai playlist yang ada di buku ini.. :)

“You can meet someone who’s just right, but he might not be meant for you. You break up, you lose things, you never feel the same again. But maybe you should stop questioning why. Maybe you should just accept it and move on.” 

“You have to let go of those feelings, Ra. Anger, fear, regret. It’s the only way you can forgive yourself and love again.”


No comments:

Post a Comment