Jul 24, 2013

London - Windry Ramadhina




Add to Goodreads

Penulis: Windry Ramadhina
Penerbit: Gagas Media pada 2013

Pembaca Tersayang,

Mari berjalan di sepanjang bantaran Sungai Thames, dalam rintik gerimis dan gemilang cahaya dari London Eye.

Windry Ramadhina, penulis novel Orange, Memori, dan Montase mengajak kita menemani seorang penulis bernama Gilang mengejar cinta Ning hingga ke Fitzrovia. Namun, ternyata tidak semudah itu menyatakan cinta. Kota London malah mengarahkannya kepada seorang gadis misterius berambut ikal. Dia selalu muncul ketika hujan turun dan menghilang begitu hujan reda. Sementara itu, cinta yang dikejarnya belum juga ditemukannya. Apakah perjalanannya ini sia-sia belaka?

Setiap tempat punya cerita.
Dalam dingin kabut Kota London, ada hangat cinta menyelusup.

Enjoy the journey,
EDITOR


Gilang dan Ning adalah sepasang sahabat. Keduanya sudah terlalu nyaman dengan status persahabatannya. Hingga suatu ketika, teman Gilang menyuarakan ide bahwa Ning itu cantik dan cocok untuk dijadikan pacar. Sejak saat itulah Gilang melihat Ning dari sudut pandang yang berbeda. Sebagai seorang lelaki terhadap perempuan.

Gilang adalah seorang penulis yang belum menelurkan hasil, ceritanya selalu mandek di bab tertentu. Padahal sejak sekolah banyak yang memuji karyanya, termasuk Ning. Ning bahkan mengagumi semangat Gilang. Dari Gilang lah Ning akhirnya bertekat ke London untuk mengejar mimpinya.

Gilang sadar bahwa cinta memang harus diperjuangkan, itulah sebabnya dia akhirnya pergi ke London untuk memberitahu Ning tentang perasaannya. Sayangnya langkah Gilang tidak mulus.

Gilang berkali-kali mendatangi tempat tinggal Ning, tapi gadis itu tidak sedang ada di tempat. Gilang bahkan rela menunggu Ning pulang. Sayangnya, Gilang belum beruntung. 

Perjalanan Gilang kembali ke penginapannya mempertemukannya dengan seorang gadis. Pertemuan pertama mereka berlangsung ketika hujan turun. Gilang dan gadis itu menghabiskan waktu sambil menunggu hujan reda di atas London Eyes. Bagian ini terkesan romantis dan mistis.

Di London ada mitos yang mengatakan ketika hujan turun, maka akan ada malaikat juga yang ikut turun bersamanya. Angel. Itulah nama gadis itu.

Walaupun bertemu dengan wanita lain, tentu Gilang tidak langsung putus harapan pada Ning. Dia masih mencoba bertemu wanita itu. Akhirnya Gilang memang bertemu dengan Ning, tapi apakah Gilang masih berani mengungkapkan perasaannya? Mengingat kalau Ning menolaknya, tentu lah persahabatan mereka tidak akan seperti dulu lagi? Lalu kalau Ning menerimanya, apakah itu karena Ning mencintainya atau karena Ning sudah pupus dengan pria lain?
Buku ini bercerita menggunakan POV Gilang dengan alur maju mundur. Saya tidak kesulitan untuk mengikuti jalan ceritanya, mengingat penulis ini juga cukup terkenal. Cover dan bagian dalam buku ini juga hampir sama dengan seri Semua Tempat Punya Cerita yang sudah saya baca, setiap bab disisipi gambar yang melukiskan kota London.

Awalnya sih saya tidak terlalu berniat untuk membaca seria buku ini, tapi karena saya sudah baca lebih dari buku, rasanya sayang kalau tidak dibaca sisanya. So, see you in the next [Every Place Has It Own Story]'s review.

4 comments:

  1. Aaaaaaaaaaaaakkk...nyidam buku ini.... :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihi

      saya cuma baca gratisan doang di gramed ni mbakkk..
      #upss

      Delete
  2. naksir sama covernya dan... aku pecinta hal yang berbau inggris. Tapi di GR cuman ngasih 3bintang ya mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya..

      soalnya bukunya gak bikin aku ingin baca ulang sihh...

      hihihi

      jadi kasi tiga doang :)

      Delete