Dec 16, 2012

Christmas Eve at Friday Harbour


 



Dua tahun berlalu setelah kematian suaminya, namun Maggie Conroy belum bisa melupakannya. Kepedihan akibat ditinggal oleh seseorang yang dicintainya membuat Maggie menutup diri dan tidak ingin terlibat hubungan romantis dengan siapa pun. Karena ingin memulai hidup baru, Maggie memutuskan untuk pindah dan membuka sebuah toko mainan di Friday Harbor.

Mark Nolan yang masih menikmati hidup lajangnya tiba-tiba dikejutkan oleh kematian adik perempuannya yang ternyata membuatnya menjadi wali keponakannya, Holly, yang berusia enam tahun. Karena trauma, Holly tidak mau bicara dengan siapa pun, sampai gadis kecil itu bertemu dengan Maggie. Pada awalnya, Mark tidak suka dengan sikap Maggie yang dianggapnya ikut campur. Di lain pihak, Maggie menganggap Mark tidak terlalu berbakat dalam mengasuh anak. Pertemuan pertama mereka yang berkesan berlanjut ke pertemuan-pertemuan tak terduga berikutnya yang membuat Mark merasa semakin ingin mengenal Maggie, padahal Mark sudah mempunyai kekasih. Sementara itu, Maggie yang tidak ingin lagi berkomitmen semakin merasa sulit untuk menepis daya tarik Mark.

Apakah Mark akan memilih Maggie meskipun ia sudah mempunyai kekasih yang setia menunggunya? Dan sanggupkah Maggie membawa dirinya untuk kembali berkomitmen?


Mark and Holly
Dear Santa,
Aku hanya ingin satu hal tahun ini
Seorang Ibu
Jangan lupa sekarang aku tinggal di Friday Harbour.
Terimakasih

Love,
Holly
The movie

Mark Nolan tidak percaya pada keajaiban dan juga dengan hal-hal yang berbau imajinasi. Prinsipnya adalah mengajarkan segala hal yang nyata pada Holly. Sebaliknya, Maggie percaya pada keajaiban dan membebaskan Holly untuk berimajinasi. Imajinasi Holly-lah yang akhirnya membuatnya bisa berbicara lagi.
Mark tidak menyangka kalau wanita yang bukan tipenya itu berhasil membuat keponakannya mau berbicara lagi.

Sejak pertemuan mereka yang pertama Maggie memang sudah mulai merasa tertarik pada Mark. Sayangnya, Mark sudah memiliki kekasih yang cantik. Ketertarikan Maggie semakin berkembang dengan semakin seringnya dia bertemu dengan Mark.

Mark sendiri mulai mempertimbangkan ide untuk mencari ibu bagi Holly, tapi dia tidak ingin menikah dengan kekasihnya hanya demi mendapatkan ibu untuk Holly. Hubungan Mark dengan Shelby semakin membaik, Mark menunjukkan keinginannya untuk berkomitmen dengan Shelby. Tetapi Mark tidak bisa mengabaikan kehadiran Maggie dalam kehidupannya dan Holly.

Ayah Maggie memaksanya untuk mulai membuka diri dan memulai hubungan, apalagi setelah tahu kisah tentang 'teman seperjalanan Feri', Ayahnya semakin mendesak Maggie untuk berhubungan dengan Mark. Sayangnya, Maggie memang masih belum siap untuk berkomitmen, kematian suaminya karena penyakit membuatnya merasa, dia tidak memiliki apa-apa lagi untuk diberikan pada orang lain. Tapi bagi Mark, Maggie memiliki semuanya.

Awalnya saya tidak percaya kalau novel ini akan diadaptasi menjadi sebuah film, tapi saat melihat artikelnya di situs sang penulis, saya langsung percaya dan berdoa agar film ini bisa sampai ke Indonesia. 

Tidak seperti karya Lisa Kleypas yang lain, seperti serial keluarga Travis, novel yang satu ini minim adegan 'panas'. Mungkin karena judulnya yang berbau Christmas atau memang sebaiknya hal itu seperti itu, mengingat Maggie masih belum bisa sepenuhnya melepas mantan suaminya.

Dalam novel ini juga tidak banyak menyajikan konflik, seperti ketika hubungan Mark dan Shelby berakhir, mereka berakhir begitu saja, tidak ada tangis atau rengekan.

Sam, adiknya Mark juga ambil bagian dalam hubungan Mark dan Maggie. Sam awalnya hendak di jodohkan dengan Maggie, tapi karena Maggie lebih dulu bertemu dengan sang kakak, pesona sang adik langsung memudar.

Saya memang sengaja membaca novel ini di saat sekarnag ini, soalnya dikit lagi natal. Di tambah thema tentang Miracle Christmas, membuat saya semakin bersemangat menantikan keajaiban natal tahun ini.

Seperti Holly yang menginginkan ibu baru untuk hadiah Natalnya, saya juga ingin meminta keajaiban lain untuk malam Natal saya tahun ini.




2 comments: