All Alessandro de Lucci wants from his wife is a son but after a year and a half of unhappiness and disillusionment, all Theresa de Lucci wants from her ice cold husband is a divorce. Unfortunate timing, since Theresa is about to discover that she’s finally pregnant and Alessandro is about to discover that he isn’t willing to lose Theresa.
Jadi ya teman-teman... hehehe *basi*
Saya suka novel ini, karena belakangan ini saya sedang mencari bacaan yang bisa membuat hati saya berdarah-darah. *lebehhh... --" *
Tapi ya saya adalah orang yang kalau ngebaca novel itu, lebih suka sama kisah yang bisa bikin saya sampe mewek. Jadi kalau saya belum bisa mewek atau minimal hati saya tersayat-sayat, novel itu belum termasuk novel favorite saya. *lipat tangan, buang muka*
Nah, sejak halaman pertama novel ini sudah bikin hati saya nusuk. *ugkh*
Theresa merasa dia dan suaminya good at bed, tapi gak ada perasaan di sana. Apalagi setelah hubungan suami istri mereka selesai, sang suami selalu mengucapkan kalimat penghancur hati Theresa
Give me a son, Theresa
Heh! Menurut, lo, kalau lo dah bikin istri lo klimaks, dan lo juga ngerasain hal yang sama. Harusnya lo bilang cinta kek, atau memuji dia. Bukannya mojokin istri lo dengan nagih anak!! Itu sama artinya lo cuma mau anak dari dia. It means, you NOT love her!!
*Maaf saya emosi*
Nah, jadi sewaktu Theresa minta cerai dari Alessandro, suaminya ini kayak orang kebakaran rumah. Eh salah ding, suaminya itu terlihat biasa aja sih, tapi sebenarnya dalam hatinya dia gak rela. Jadi sang suami mulai mengancam istrinya, yang mana ancaman itu memang bekerja baik. Tapi sewaktu sang istri menolak untuk tidur bersama dia, Sandro mulai berang. Kontrak yang awalnya dia kira, sang istri sudah tahu, terbongkar lah kini.
Dengan fakta baru yang di peroleh Theresa, keinginannya untuk bercerai semakin besar, tapi dia tidak bisa bercerai dengan Sandro, sampai dia bisa melahirkan seorang putra.
And.. ting.. tong.. Saat rahimnya sudah ada isinya, sang suami mulai makin panik. Theresa berharap dan beranggapan kalau bayilah adalah laki-laki, tapi sebaliknya Sandro berharap pakai sangat, bayi mereka adalah perempuan. Kalau pasti bisa menebak mengapa Sandro mau anak perempuan, kan? =D
Sebenarnya dari awal cerita ini gampang di tebak dan thema yang di usung juga adalah thema yang biasa dan sudah banyak yang mengangkatnya jadi cerita. Tapi saya rasa penulis yang satu ini berhasil menarik hati saya.
Saya tidak bisa menahan diri saya untuk memberikan 5 stars untuk novel ini,
Nice job, Natasha.
No comments:
Post a Comment