Dec 11, 2014

A Week to Forever - Stephanie Zen



Add to goodreads

Amaya Jasmine Koesoemo tak pernah menduga, satu minggu bisa mengubah seluruh jalan hidupnya.
Tujuh hari. Seratus lima puluh empat jam. Dan bum! Semua masa depan yang telah Amaya rancang bersama Caleb buyar begitu saja.
Pertemuannya kembali dengan Dirgantara Hidayat setelah enam tahun berselang, ternyata mampu membangkitkan kembali kisah lama di antara mereka, kisah yang dulu diakhiri bahkan sebelum sempat mereka mulai.
Dan kini kisah itu menuntut haknya kembali.
Satu minggu business trip di Singapura. Pertemuan tak sengaja dengan Dirga yang berlanjut dengan pertemuan-pertemuan berikutnya, dan semua kenangan di antara mereka mendesak keluar tanpa ampun.
Beranikah Amaya mempertaruhkan masa depannya demi masa lalu yang belum tuntas? Meninggalkan tunangan yang mencintainya dan rencana pernikahan yang telah disusun begitu rapi hanya demi memberikan kesempatan bagi satu minggu itu untuk menjadi selamanya?

Awalnya saya memilih buku ini karena tidak ada lagi buku yang cukup menarik dan tidak terlalu tebal yang bisa dibaca sambil menunggu datangnya pukul 6 sore di plaza Semanggi. :)


Setelah membaca buku Guilty Pleasure, saya beralih ke novel ini. Kalau boleh dibilang pilihan saya tidak buruk.. :)

Amaya, si wanita dewasa yang sudah waktunya untuk menikah. Cara tercepat untuk mendapatkan pasangan tentunya adalah dijodohkan, dan untungnya antara Amaya dan Caleb kisah percintaan mereka cukup lancar bahkan mereka sama-sama setuju untuk menikah.

Hubungan Amaya dan Caleb cenderung seperti pasangan yang tanpa masalah, semuanya berjalan mulus, seperti pasangan yang saling mencintai seperti umumnya. Hanya saja Amaya melupakan sesuatu, sesuatu yang sudah menjadi standart memilih pasangan dalam kaidah Kristen. 

Cerita ini dimulai dari Amaya yang sedang ada tugas ke Singapore, tempat di mana dia mengambil gelar S2-nya. Amaya yang merindukan masakan India langsung pergi ke tempat langganannya dan disana dia bertemu dengan Dirga.

Sewaktu saya bertemu dengan Dirga pertama kali, rasa saya menyukai pria ini. Tapi sayangnya ketika mengetahui bahwa Dirga itu beberapa tahun lebih muda dari Amaya, tetiba feeling ke Dirga jadi biasa aja.. hohoho

Buku ini diceritakan dengan alur maju-mundur. Jadi kisah-kisah masa lalu Amaya-Dirga tertata dengan manis. Sebenarnya hal membuat saya menyukai buku ini adalah prinsip-prinsip rohani yang coba di pegang oleh Dirga dan Amaya. Bahwa selama kamu belum siap untuk menikah, maka kamu sebaiknya tidak usah pacaran.
If it's meant to be, everything will fall into place
Ketika Dirga bertemu dengan Amaya usianya baru 17 tahun sedangkan Amaya sedang mengambil study S2. Di usia 17 tahun hampir bisa dikatakan pria memang sudah selayaknya tidak memikirkan mengenai pernikahan. Secara halus saya katakan bahwa mereka seharusnya fokus pada study, pekerjaan, dan (karena mereka adalah orang yang bersekutu dengan Tuhan) pelayanan. 

Itulah sebabnya, walaupun Dirga memiliki rasa pada Amaya, dia tidak berani mengungkapkannya. Jujur aja, sebagai seorang Kristen, saya sendiri memang menyukai kisah cinta yang dimulai dengan saling mendoakan dan meminta pentunjuk Tuhan mengenai kemanakah hubungan itu akan dibawa. 
Selain itu menikah adalah kepuusan yang besar. Bahkan jika aku sudah sangat yakin, I still need to seek God's will, Aya. Dan aku sudah berjanji, aku enggak akan mengambil langkah apa pun sebelum aku mendapat konfirmasi yang solid dari Tuhan. Aku nggak mau berjalan jika Dia tidak berjalan bersamaku. Aku nggak akan berusaha mendapatkan hatimu, jika itu hanya untuk disia-siakan. If I am going to win your heart, it only means that I will treasure it. -hal 146
Semakin aku bertambah usia, semakin aku menyadarinya. Mencari pasangan hidup itu bukan hanya masalah kamu cocok atau tidak. Hal ini sama dengan mencari kesenangan duniawi lainnya.


Secara keseluruhan saya memang menyukai novel ini, tapi... ending-nya itu kerasa banget... Kerasa sudah di atur sejak awal, sudah biasa banget ending seperti itu... Sudah malas membacanya.. hohohohoo..
Tapi saya tetep kasi rate 4 deh.. :

No comments:

Post a Comment