Feb 4, 2013

Pride and Prejudice - Jane Austen


 


"Sejak awal, perangaimu, keangkuhanmu, sikap acuh tak acuhmu, jadi landasan kebencianku padamu. Belum sebulan mengenalmu, aku sudah tahu bahwa kau adalah pria yang takkan mungkin kunikahi."

Di mata Elizabeth, Mr. Darcy tidak pernah menjadi sosok yang memesona. Baginya, laki-laki itu angkuh, sombong, dan menyebalkan. Elizabeth membenci tatapannya yang merendahkan, cara bicaranya yang meremehkan, dan segala hal tentang bangsawan kaya raya itu. Kebencian itu semakin bertambah ketika Elizabeth tahu bahwa Mr. Darcy telah melakukan hal yang menurutnya tak bisa dimaafkan.

Butuh lama bagi Elizabeth untuk memahami sisi lain dari Mr. Darcy dan menerima kenyataan akan kebaikannya yang tersembunyi. Dan, ketika akhirnya gadis itu menyadari perasaannya kepada Mr. Darcy telah berkembang menjadi cinta, dia pun jadi ragu, akankah dia bisa menebus prasangkanya yang sangat buruk pada laki-laki itu? Lalu, akankah cintanya yang baru tumbuh itu menjadi sia-sia?

Dalam Pride and Prejudice, Jane Austen menuangkan detail yang memikat mengenai kaum menengah ke atas pada abad ke-19. Karakter-karakternya yang memukau, juga narasinya yang cerdas, menjadikan novel ini sebagai salah satu roman terpopuler sepanjang masa.


The movie

Sebenarnya tahun lalu saya sudah menonton film ini dan karena saya tidak menemukan ketertarikan atas film tersebut maka kehebohan tentang novelnya tidak menarik perhatian saya, sampai salah satu sahabat saya mengajak saya untuk barter bacaan. Saya sangat mengenal sahabat saya ini, dia tidak akan mengajukan sebuah bacaan tanpa dia tahu kalau itu berkualitas. Dan itulah alasan saya membaca buku ini.

Jujur saja di awal saya membaca buku ini saya langsung terbayang potongan-potongan singkat dari adegan di fimn-nya, dan itu sangat membantu saya. Karena setelah membaca review dari beberapa blog yang lain, rasanya banyak dari mereka yang mengeluh dengan segala hal yang 'bertele-tele' di novel ini. Saya memang harus mengiyakan pernyataan mereka. Tapi mungkin karena sudah tersugesti bahwa buku ini bagus, saya justru menyukai keteraturan bahasanya.

Tapi dari panjangnya isi surat atau dialog dari tokohnya, Mr. Collins lah yang paling saya benci. Perkataannya lebai dan terlalu sombong, berbeda dengan Mr. Darcy. Saya memang tidak suka dengan orang sombong, tapi saya paling mencintai orang-orang yang tahu bagaimana cara menyombongkan diri dengan baik. Orang yang memang punya kualitas untuk menyombongkan diri bagi saya mereka bukanlah sombong atau angkuh. Sayangnya Miss Bennet tidak sependapat dengan saya.

Elizabeth Bennet membenci Mr. Darcy semenjak pertemuan mereka pertama kali, sikap angkuh dan cuek dari Mr Darcy membuat Lizzy langsung menancapkan harga mati bahwa Mr. Darcy tidak akan pernah bisa menjadi suaminya.

But wait, Lizzy... Mr Darcy itu sudah terpikat pada pandangan keberapa terhadapmu dan dia terlalu mencintaimu sehingga dia akan melakukan beberapa hal untuk merubah pandanganmu.. hihihi

 

Saya paling menyukai dansa orang-orang Inggris jaman dulu, mereka akan berbaris dan tidak hanya akan melibatkan dua orang karena mereka terkadang bergabung dalam kelompok. Tapi sewaktu Mr. Darcy mengajak Lizzy untuk berdansa pertama kali dengannya, saya geli sendiri melihat tinggah Mr.Darcy.  

Kalau di film bisa terlihat jelas ekspresi Mr. Darcy yang mengagumi Lizzy secara diam-diam dan mencoba untuk menarik perhatian gadis itu.

 

Bagian yang paling saya sayangkan hilang di film ini adalah ketika Elizabeth sedang berada di Kent untuk mengunjungi Mr. dan Mrs.Collins. Kalau di film kedekatan antara Mr. Darcy dan Miss Bennet hanya ketika mereka sedang di rumah bibinya Mr. Darcy lalu ketika di taman saat Darcy menyatakan perasaannya pada Lizzy. Padahal kalau di novel kejadiannya tidak hanya sebatas itu.

Tapi rasanya adegan Mr. Darcy 'menembak' Miss Bennet di film lebih menegangkan ketimbang di bukunya.. hohoho.. Saya hanya kecewa karena acara jalan-jalan Mr. Darcy dan Lizzy tidak ada di film-nya, padahal di situ titik balik perasaan Lizzy mulai berubah.

Menurut saya di Kent jugalah titik maksimal dari buku ini, saat Mr. Darcy menyatakan perasaannya dan saat Lizzy menyerang Mr. Darcy dengan kebenciannya dan tuduhan yang membuat Mr. Darcy terlihat sebagai seorang penjahat. 

Untungnya buku ini berakhir bahagia.. :)



 Huahhh saya harus kasi 5 bintang untuk buku ini dan juga novelnya dan untuk saya sendiri.. =))


No comments:

Post a Comment