Dec 9, 2013

Sophie Kinsella - Wedding Night




Add to Goodreads ||

Lottie just knows that her boyfriend is going to propose during lunch at one of London’s fanciest restaurants. But when his big question involves a trip abroad, not a trip down the aisle, she’s completely crushed. So when Ben, an old flame, calls her out of the blue and reminds Lottie of their pact to get married if they were both still single at thirty, she jumps at the chance. No formal dates—just a quick march to the altar and a honeymoon on Ikonos, the sun-drenched Greek island where they first met years ago.

Their family and friends are horrified. Fliss, Lottie’s older sister, knows that Lottie can be impulsive—but surely this is her worst decision yet. And Ben’s colleague Lorcan fears that this hasty marriage will ruin his friend’s career. To keep Lottie and Ben from making a terrible mistake, Fliss concocts an elaborate scheme to sabotage their wedding night. As she and Lorcan jet off to Ikonos in pursuit, Lottie and Ben are in for a honeymoon to remember, for better . . . or worse.


 Other story from Shopie..

Satu hal yang saya suka dari penulis ini adalah gaya bahasanya yang ringan dan alur cerita yang mengalir. Walaupun karakter dalam novelnya cukup banyak tapi semuanya memiliki karakter yang berbeda dan masuk akal.

Jadi dalam novel ini, kalian bakalan ketemu sama Lottie, Fliss, Richard, Ben, dan Lorcan. Oya.. ada anaknya Fliss juga.

Cerita ini dikisahkan dari sudut pandang Lottie dan Fliss. Sudat pandang wanita yang 'kebelet' nikah dan wanita yang sudah bercerai.

Bagian awal dari novel ini yang sangat saya suka adalah kalimat ini:
“Youth is still where you left it, and that's where it should stay. Anything that was worth taking on life's journey, you'll already have taken with you.”
Lottie yang sudah berkencan selama tiga/empat tahun dengan  Richard merasa mereka benar-benar pasangan yang sangat sesuai dan menikah adalah tujuan yang pasti dari hubungan mereka. Jadi waktu Richard mengajak Lottie makan siang di tempat yang spesial, Lottie mengira Richard akan melamarnya. Tapi sayangnya lamaran itu tidak pernah terjadi. Dan akhirnya Lottie dan Richard pun berpisah.

Hubungan Lottie dan Fliss sebagai kakak adik, bisa dikatakan sangat lengkap. Jadi Sophie juga menceritakan bagaimana perasaan sang kakak yang kecewa terhadap Richard, karena dia juga merasa Richard adalah pasangan yang paling sesuai dengan adiknya.

Fliss tentunya bukan hanya jadi pendengar yang baik, dia juga punya masalah dengan sang mantan suami. Jika saya disuruh memilih, saya lebih suka dengan karakter Fliss daripada Lottie.

Tidak lama setelah insident 'makan siang', Lottie mendapat kunjungan dari mantan kekasihnya, Ben. Mantan yang sudah belasan tahun lalu berpisah dengannya. Mereka bertemu ketika mereka berusia 18 tahun, di tempat yang sampai saat ini masih penuh kenangan untuk mereka.

Ben, merasa Lottie adalah cinta sejati yang ingin dinikahinya. Itulah sebabnya, Ben langsung melamar Lottie di pertemuan pertama mereka. Dan Lottie, wanita desperate karena penolakan Richard, menyetujuinya. Tapi dengan satu syarat, no sex before wedding. So, the game is start!

Lottie memberitahukan berita itu pada Fliss, dan Ben memberitahukannya Lorcan. Lorcan yang akan menjadi pendamping pria harus menemui sang pendamping wanita, Fliss. Dan dimulailah kisah Fliss-Lorcan.

Mereka berdua tidak menyetujui ide gila Ben-Lottie. Pernikahan mereka terlalu terburu-buru dan Ben sedang dalam masa berkabung atas kematian ayahnya, sedangkan Lottie masih bersedih karena berakhirnya hubungannya dengan Richard. Pernikahan mereka juga hanya berselang beberapa hari setelah Ben melamar Lottie.

Keduanya bersepakat untuk memisahkan pasangan ini. Awalnya Fliss berhasil membuat Lottie memundurkan acara pernikahan mereka, tapi sayangnya Lorcan mengacaukan semuanya. Lottie dan Ben pun akhirnya menikah.

Tapi ini lah mengapa judul buku ini adalah Wedding Night. Fliss masih berencana untuk membatalkan pernikahan mereka. Fliss tahu perceraian adalah hal yang buruk, tapi pembatalan pernikahan tidaklah seburuh perceraian. Syarat suatu pernikahan dapat dibatalkan adalah pasangan suami istri belum melakukan malam pernikahan. Jadi, Fliss dengan segala upayanya mencoba untuk mencegah adiknya melakukan malam pertama dengan sang suami.

Banyak hal kocak yang terjadi di sini, mulai dari kejadian di pesawat, tempat tidur hotel yang single bed, suami yang mabuk berat, juga dua bodyguard yang ngeselin. Tapi puncaknya sih, ketika Ben dan Lottie kembali ke penginapan tempat mereka bertemu pertama kali.

Sophie bisa membawa saya merasakan kebahagiaan Lottie, juga rasa khawatir dan gregetan sang kakak untuk memisahkan mereka berdua. Padahal sebenarnya Fliss juga lagi khawatir dengan prilaku anaknya yang sepertinya terlalu banyak berhayal, belum lagi mantan suami yang tidak perduli dengan kehidupan anak mereka.

Walaupun buku ini tidak membuat saya ingin membacanya ulang. Tapi saya sangat puas dengan cara penceritaan, saya sangat suka.

No comments:

Post a Comment