Add to Goodreads
Butuh tujuh tahun bagi Davina untuk memberanikan diri menginjak kota Tokyo, mengejar kembali apa yang telah hancur saat ia membiarkan Awang pergi mengejar impian. Perjalanan itu bukan semata untuk memenangkan kembali cintanya, namun ia membawa benih mimpi sahabatnya, Armitha: mimpi untuk berada di satu panggung kompetisi piano bersama Awang untuk membuktikan siapa yang terhebat di antara keduanya.
Fantasy berarti mimpi, imajinasi. Hingga sejauh apa Davina, Armitha, dan Awang melalui jalan mimpi yang tak pernah mudah? Inilah saatnya cinta, persahabatan, kesetiaan, dan kepercayaan teruji. Dari Surabaya, Tokyo, Singapura, Paris, Berlin, hingga Wina, mereka berlari menyambut mimpi, mencoba membuktikan bahwa mimpi tidak terlalu jauh untuk digapai selama mereka selalu melangkah untuk meraihnya.
Haii.. Hooo... Pertama kali aku liat cover ini, aku tertarik dengan gambar pianonya... Karena saya baru saja menyaksikan permainan piano dari pianis idola saya. :)
Begitu baca kisah anak SMA, agak berasa males juga sih bacanya. Tapi si penulis berhasil membuat saya terikat untuk menyelesaikan buku ini dengan menyajikan sudut cerita dari dua tokoh yang bersahabat, tapi dalam hati mereka ada rasa iri dan kagum yang hanya mereka simpan sendiri.
Davina si gadis baik yang pendiam, Armitha si gadis ceria dan periang, dan si pangeran kita, Awang.
Semua beawal ketika Awang ingin megenal Armitha lebih dekat dan dia meminta Davina membantunya berkenalan dengan Armitha.
Walaupun bagi saya, cara minta tolong Awang sedikit tidak masuk akal, tapi itulah mengapa novel ini dikategorikan fantasi. :)
Nah, ternyata Awang cukup beruntubg karena dia hanya tidak mengenal Armitha lebih dekat, dia juga semakin mengenal Davina.
And because of somecase, yang terkait dengan masa lalu Awang, akhirnya dia jatuh cinta pada Davina.
Sayangnya cinta itu bukan hanya milik Awang dan Davina, Armitha pun menyimpan rasa pada Awang.
Kisah cinta segitiga ini di balut dengan kisah cinta Awang pada musik dan rasa sayangnya pada Armitha.
Kisah ini memang diawali ketika mereka masih SMA, tapi kisah ini berlanjut ketika mereka sudah dewasa.
Ada perubahan pola pikir anak SMA hingga dewasa. Cara Davina memaknai cinta, cara Armitha menghargai persahabatan, dan Awang menghargai cintanya pada Davina dan Armitha.
Aku suka dengan novel ini, karena tidak terkesan murahan (for my taste) dan menambah pengetahuan mengenai musik. Karakteristik dari ketiga tokoh utama juga sangat kuat, setting dan plot terkesan nyata, gak maksa.
Aku sangat menikmati membaca buku ini, walaupun sambil berdiri dengan heals 12 cm. hahahha
No comments:
Post a Comment