Oct 2, 2014

The Fault In Our Stars - John Green




"Aku jatuh cinta dengan cara yang sama seperti orang tertidur: perlahan-lahan, lalu mendadak."

"Tanpa penderitaan, kita tidak bisa mengenal kebahagiaan."



Add to Goodreads || Download pdf (English)

Meski keajaiban medis mampu mengecilkan tumornya dan membuat Hazel bertahan hidup beberapa tahun lagi, Hazel Grace tetap putus asa. Hazel merasa tak ada gunanya lagi hidup di dunia. Namun, ketika nasib mempertemukannya dengan Augustus Waters di Grup Pendukung Anak-Anak Penderita Kanker, hidup Hazel berubah 180 derajat.
Mencerahkan, berani dan menggugah, The Fault in Our Stars dengan brilian mengeksplorasi kelucuan, ketegangan, juga tragisnya hidup dan cinta.


Setelah sekian lama penasaran akan buku ini, akhirnya saya membelinya juga.. Itupun karena saya dapet voucher Gramedia dari kantor... Well, aku mau sedikit cerita tentang si vouche ini, jadi di kantor lagi ada bedah buku tentang simplicity dan acara itu dihadiri oleh CEO-nya. Dan si MC membagikan voucher senilai 50K untuk penanya, awalnya aku sama sekali tidak punya pertanyaan, tapi demi si voucher ini aku memberanikan diri menanyakan pertanyaan tolol.. Well as long as I got a voucher, why not? :p

Buku ini hanya seharga 49K di Gramedia, tepatnya saya membelinya di Gramedia Semanggi. Setelah membeli, seperti biasa buku ini tidak langsung saya baca.. :p
Dan ketika akhirnya saya membaca setengah dari buku ini, ternyata saya harus mempersiapkan sidang proposal saya.. Alhasil buku ini  mengendap lagi.. But as soon as I finish my 'sidprop', I finished this book.. :)

To be honest, saya 50% kecewa dengan buku terjemahan ini, dan sejak awal baca buku ini aku pengen cari buku bahasa aslinya.. >.<
Oya, aku memang menyertakan link ebook di atas, tapi itu tampilan pdfnya kurang rapih.. Tapi kalau kamu baca di HP itu sih gak bakalan terlalu masalah..

Tapi beneran, aku pengen beli buku bahasa aslinya.. (nanti kalau udah agak senggang dan bisa baca baru aku beli)

Jadi seperti yang sudah kalian tahu.. But I wish, people who read this post never read this book and wish to read it after read this post. Hazel adalah pengidap kanker tiroid yang sudah menyebar hingga ke paru-parunya yang membuat Hazel membutuhkan oksigen tambahan dan dia selalu membawa-bawa tabung oksigennya.

Mama Hazel sedikit memaksa putrinya untuk bergabung dengan Kelompok Pendukung yang sering berkumpul di gereja dan tepatnya di ruangan yang disebut "Jantung Kristus" dengan ketua yang selalu bercerita tentang buah pelirnya.. hahaha.. Sejujurnya kalau aku ketemua sama si ketua kelompok pendukung ini, aku pasti bakalan bosan banget mendengar kisah yang sama setiap harinya.

Pada suatu hari, Isaac, salah satu anak di kelompok itu membawa temannya Augustus Water untuk menemaninya di hari terakhir dia melihat. Karena Issac akan melakukan operasi pengangktan matanya dan dia akan menjadi orang buta. Augustus langsung menyukai Hazel ketika pertama kali melihatnya.

Aku harus acungkan jempol untuk bagian ini, karena kisah pertemuan mereka sangat unik. Perang tatap-menatap, adu argument yang cerdas, dan percakapan antar anak-anak Kangker yang menghindari pemikiran negatif. 

Sejak pertemuan pertama Hazel dan August semakin akrab, bahkan August mengajaknya nonton bareng di rumahnya.. Pertemuan pertama berlanjut dengan proses saling mengenal lainnya seperti bertukar buku favorite, bertukar no HP, bertukar kisah dan berbagi cinta #ehh...

Aku merasa August memang pria T.O.P, tipikal pria dalam novel yang gak bikin aku bosan.. :) 
August mengabulkan keinginan Hazel untuk bertemu dengan penulis favorite-nya... 

Perjalanan Hazel dan August ke Belanda, keindahan Belanda.. (boo! gw jadi pengen ke Belanda.. hihihi) 
Minum champagne, makan makanan vegetarian tapi berasa daging, museum penuh cinta dan ciuman.. :) 
Pertemuan Hazel dengan penulis favorite-nya, karakter si penulis yang menjengkelkan juga bisa aku rasain.. >.<

Mungkin aku, tidak sampai nangis-nangis sih baca buku ini.. Tapi bagian akhirnya tetep bikin aku sedih.. :(

"Aku bukan ahli matematika, tapi aku tahu ini: Ada 0,1 dan 0,12 dan 0,112 serta sekumpulan bilangan tak terhingga lainnya. Tentu aja ada serangkaian bilangan tak terhingga yang lebih besar antara 0 dan 2, atau antara 0 dan sejuta. Beberapa ketakterhinggaan lebih besar daripada ketakterhinggaan lainnya. Seorang penulis yang dulu kami sukai mengajarkan hal itu kepada kami. Ada hari, ada banyak hari, ketika aku membenci ukuran rangkaian bilangan tak terhinggaku. Aku mengingginkan lebih banyak bilangan daripada yang kemungkinan besar akan kuperoleh. Dan betapa aku menginginkan lebih banyak bilangan untuk Augustus Waters daripada yang diperolehnya. Tapi Gus, Cintaku, tidak bisa kukatakan kepadamu betapa bersyukurnya aku atas ketakterhinggaan kecil kami. Aku tidak akan menukarnya dengan seluruh dunia. Kau telah memberiku 'selamanya' di dalam hari-hari yang terbatas, dan aku berterima kasih."


No comments:

Post a Comment