376 pages
Published August 22nd 2013 by Gramedia Pustaka Utama
Published August 22nd 2013 by Gramedia Pustaka Utama
Love is a myth.
Cinta hanya datang kepada sedikit orang yang beruntung. Dan aku bukan salah satu yang beruntung itu.
But that’s fine. Aku tidak membutuhkan cinta. Menurutku, dua orang dewasa yang saling peduli dan menghormati sudah cukup untuk menjalin hubungan yang baik. Seperti aku dan Rio. Bertahun-tahun aku menjadi kekasih Rio tanpa pernah mencintainya dan itu sudah cukup. I can live with that. I really can...sampai seorang laki-laki lain membuat duniaku berhenti berputar dengan senyumnya dan mata bulan sabitnya.
Kini ada dua laki-laki mengharapkan cintaku. Siapa yang harus kupilih?
If I have to choose love, why does it hurt so much?
Yang menggoda saya untuk membaca buku ini adalah kalimat 'mata bulan sabitnya', karena bagi saya kata 'bulan sabit' dan juga 'mata' itu berhubungan dengan 'kaca mata berbentu bulan sabit' milik Prof. Dumbledor.
Jadi ketika ketemu kata-kata itu, saya agak sulit membayangkan bentuka mata bulan sabit. Tapi setelah dipikir-pikir, maksudnya mata sipit, kali ya? Kan pria yang dimaksudkan itu adalah pria Jepang yang ditemuinya di Bali, kan?
Yoshi - Kirana - Rio
Cerita cinta segitiga memang sangat amat biasa, sih.. Tapi tenang... Saya tidak akan menyatakan novel ini sebagai, "novel dengan kisah biasa yang ditulis dengan cara berbeda" atau "kisahnya sangat menarik"
Saya tidak suka dengan karakter Kirana. Pertama karena dia begitu mudahnya menerima Rio padahal dia tidak mencintainya, dan dia begitu mudahnya juga dia melepaskan Rio.
Kedua, karena dia terlalu mudah jatuh cinta pada Yoshi. Saya memang bukan orang yang percaya sama kisah 'cinta pada pandangan pertama', tapi dengan Kirana yang lulusan S2 harusnya lebih bisa menggunakan logikanya. Mencari tahu dulu siapa sebenarnya Yoshi sebelum akhirnya memilih Yoshi. Bagaimana masa lalunya, dsb.
Pembaca memang disuguhkan masa lalu Yoshi, tapi rasanya pria itu tidak pernah menceritakan detailnya dengan Kirana.
Sedangkan Rio, walaupun terlalu berlebihan. Tapi karakter Rio yang paling saya sukai, karena terlihat lebih masuk akal dan lebih nyata.
Lalu ada Yoshi, yang menurut saya sama tololnya dengan Kirana! Mereka itu orang berpendidikan, biasanya orang-orang seperti ini jatuh cinta pada karakter-karakter unik yang paling menonjol dari pasangannya. Bukan hanya dari parasnya atau karena terlihat bingung ditengah keramaian. Bukankah mereka dipertemukan di acara seminar? Tapi kenapa fokus penulis hanya pada situasi bali yang romantis. Kenapa tidak di coba mix dengan bahan seminar mereka? Ataukah itu hanya alat agar sang tokoh utama 'terlihat pintar'?
Hadohh saya jadi emosi sendiri.. Baiklah-baiklah, bukan berarti buku ini tidak ada menariknya sama sekali. Karena sang penulis cukup pintar dalam hal menggabungkan banyak karakter dalam novel ini. Mulai dari orang tua kirana, juga ketiga saudaranya serta kedua sahabat Rio-Kirana.
Ending novel ini juga sebenarnya sudah ketahuan sejak awal kok, jadi tak apa lah ya agak2 spoiler dikit.. :p
Saya sebenarnya gak rela kasi rate 3 untuk buku ini, tapi kalau kasi 2 juga terlalu kejam... Sayangnya saya tidak bisa memberikan rate 2,5... Jadi sala flooring ke atas aja ya.. (Sejak kapan fungsi floor itu dibulatkan ke atas... #ditimpukdosen)
jadi, ini buku pantas untuk dibeli atau dipinjam saja? :p
ReplyDeleteas for me, pinjem aja.. :))
Deletejadi nggak minat baca lagiii.. *liat sedih bukunya yang ada ditimbunan*
ReplyDeleteMungkin selera kita beda, Cut..
Deletecoba aja di intip dulu.. kali kamu suka.. =)
Keren banget critanya..gue udh baca bukunya
ReplyDelete