May 4, 2012

Promises, promises - Dahlian



 


Setelah bertahun-tahun lamanya, takdir mempertemukan kau dan aku lagi. Berdiri, berhadap-hadapan, dan sama-sama bingung memulai percakapan. Harusnya “Apa kabar?” dan “Aku selalu memikirkanmu” bisa dengan mudah meluncur dari bibir kita. Tapi, kau bergeming di tempatmu berdiri dan aku tak akan mengizinkan kau melihatku meneteskan air mata rindu. Aku menutup rapat-rapat hati dan menyembunyikan kuncinya sejauh mungkin darimu. Tak ingin kau menyentuhku semudah itu. Tak akan membiarkanmu memelukku seerat dulu.

Kulawan semua godaan yang menghampiriku dan ingin pergi jauh-jauh darimu... meskipun yang kulakukan justru berusaha menahanmu di sisiku lebih lama lagi. Kukatakan sudah berhenti memikirkanmu—tetapi aku sendiri ragu akan hal itu.

Aku benci tak jujur kepadamu. Namun, lebih khawatir kau akan membuatku jatuh cinta lagi untuk kedua kali.

Membuatku jatuh dan terluka lagi....
Fiona dan Evan dua tokoh utama yang saling bergulat dalam kisah yang ditulis oleh Dahlian. Walaupun bukan hanya mereka berdua, masih ada istri Evan dan tokoh yang muncul dari kejadian tiga belas tahun yang lalu.

Dari segi cover, memang harus diakui, manis!
Tapi dari segi judul, sepertinya agak ganjel dengarnya "Promises, Promises". Kenapa ngak the second promises atau apa lah, selaim kata pengulangan "Promises, Promises"

Tapi tetap isi di dalamnya lebih penting. Sepertinya sudah penulis satu ini mengalami banyak peningkatan dari karyanya, jika dibandingkan dengan karya nya terdahulu "After Office Hours", novel ini jauh lebih baik.

Terlihat dengan jelas, bahwa novel ini ngak sembarangan dibuat, penulisnya pasti melalukan banyak riset, terutama tentang arsitektur. Karena kedua tokoh ini bertemu kembali dengan alasan arsitektur-al, maka segala aktifitas tokoh utama berputar di sekitar hal tersebut. Bisa dipastikan kalau tidak ada penelitian terlebih dahulu, saya akan merasa kalau novel ini dangkal.

Dari beberapa resensi pembaca, justru banyak yang beranggapan kalau bagian tentang arsitektur tersebut sangat membosankan. Dan saya yakin pembaca itu hanya ingin tahu kisah cintanya, bukan bagaimana cerita dalam novel itu secara detail.

Rasanya novel ini memberikan hal yang baru, yang berbeda dengan novel-novel Indonesia pada biasanya.

Fiona adalah wanita yang bekerja sebagai arsitek interior, dan dia kebetulan ditugaskan untuk merenovasi rumah seorang artis yaitu istri Evan.

Tapi fakta bahwa rumah itu sesungguhnya adalah rumah Evan, baru dia ketahui saat dia sampai di rumah itu dan bertemu dengan pemilik rumahnya. Dan bang!

Saat mereka bertemu, terjadilah apa yang tidak diharapkan Fiona, karena dia tidak pernah ingin bertemu kembali dengan pria yang telah meninggalkan dirinya 13 tahun yang lalu.

Sebaliknya, Evan merasa sangat beruntung karena bisa bertemu lagi dengan Fiona. Wanita yang masih dia cintai.

Fiona yang tiga belas tahun yang lalu, akibat perbuatan Evan, telah membuat dunianya jungkir balik. Ayahnya meninggal dan dia dan ibunya harus pindah dari Jakarta.

Fiona harus menata kembali kehidupannya yang terpuruk, hanya Kejoralah yang mampu membuatnya tetap bertahan.

Fiona hanya ingin bersikap profesional terhadap Evan, tapi tidak ada yang bisa menolak pesona dari pria tampan bukan? Terlebih pria itu dulunya pernah sangat kita cintai.

Evan berjuang sekuat tenaga untuk menaklukkan hati Fiona kembali. Walaupun saat itu istrinya menolak untuk bercerai dengannya. Segala upaya di lakukan Evan, untuk membuat Bianca setuju untuk bercerai dengannnya dan agar Fiona mau kembali ke pelukannya.

Namun tak selamanya jalan mulus. Terlebih ketika Evan bertemu dengan Kejora. Apakah Fiona akan membiarkan hatinya untuk jatuh cinta kembali? Dan apakah Evan benar-benar telah melupakan istrinya yang cantik dan seorang artis itu?

No comments:

Post a Comment