Add to Goodreads
Tebal: 272 halaman
Penerbit: Gramedia Widiasarana Indonesia pada 29 April 2013
Violet
Bertekuk lutut pada seseorang yang mengaku mencintainya selama beberapa tahun. Dalam perjalanannya kemudian dia belajar, bahwa yang (konon) berusia panjang itu tidak menjamin apa-apa.
Quinn
Jatuh hati pada salah satu temannya, terpikat oleh pesona fisik yang menawan. Namun harus menerima fakta pahit, ada waktu ketika dirinya masih kurang menarik dibanding cinta pertama sang kekasih.
Jeffry
Mengaku setia pada kekasihnya, tapi tak mampu mengendalikan inderanya yang selalu tertambat pada sosok menawan perempuan asing. Baginya, menepat lawan jenis yang menarik itu tak bermakna apa-apa.
Eirene
Mungkin tergolong tipe orang yang selalu terjebak pada stigma "cinta pertama tak mungkin
dilupakan" Ada dua orang kekasih yang merasa diabaikan. Diam-diam bersekutu untuk menyadarkan pasangan masing-masing bahwa mereka ada. Hingga persekutuan itu justru mengikut mereka terlalu dalam. Menyadarkan dan membuka mata akan perasaan murni yang membelit keduanya. Penyangkalan dan penolakan hanya menambah penderitaan saja. Penderitaan karena menyimpan cinta yang terlarang.
Sampulnya manis dan inilah yang membuat saya tertarik untuk membaca buku ini. Tanpa membaca sinopsis terlebih dahulu. :))
Kemudian sebelum menulis review ini, saya mendapi banyak pembaca yang suka, namun banyak juga yang tidak suka. Tapi jangan biarkan pandangan orang lain mempengaruhi Anda pembaca, make your own decision.
Saya suka dengan gaya penulisan sang penulis, jelas dong setelah menulis 11 novel sebelumnya, tentu saja karya ke-12 pasti bukan karya sembarangan. Saya ikut mengalir dalam kisah yang dituliskan. Karakter keempat tokoh juga terasa. Walaupun ide ceritanya sebenarnya sudah biasa, cita segi empat.
Violet dan Jeffry adalah sepasang kekasih yang secara fisik terlihat serasi. Apalagi Jeffy yang terlihat sangat memuja Violet sejak jaman kuliah. Sayangnya Jeffry hanya memuja fisik Violet, tapi kepribadian Violet dan Jeff tidak melulu serasi.
Eirene dan Quinn adalah sepasang kekasih yang saling jatuh cinta pada penampilan masing-masing. Tapi sayangnya kehadiran orang lain membuat hubungan mereka menjauh.
Eirene mencintai Jeff sejak kuliah, sayangnya fisik Eirene saat itu tidak membuat Jeff menganggapnya sebagai seorang 'wanita' hanya dianggap sebagai 'adik kelas' atau 'teman'. Tapi begitu Eirene berubah menjadi angsa cantik, mata Jeff tidak bisa melawatkannya. Apalagi bila dibandingkan dengan Violet yang selalu mencurigainya, tentu saja Eirene punya nilai lebih dari Jeff.
Violet dan Quinn merasa terganggu dengan kedekatan pasangan mereka. Mereka merasa kedekatan itu sudah diluar batas yang bisa mereka tolelir. Merekapun bersepakat untuk membuat drama agar pasangan mereka cemburu.
Berhasil memang. Pada awalnya. Tapi ternyata hanya Jeff dan Violet yang memutuskan tetap bertahan sebagai pasangan. Quinn dilain pihak, dia memutuskan Eirene karena dia menemukan fakta baru dalam hidupnya.
Quinn merasa nyaman dengan dramanya bersama Violet dan dia juga yakin Violet merasakan hal yang sama. Tapi tidak begitu dengan apa yang dirasakan Violet, ataukah dia masih belum merasakan apa yang dirasakan Quinn?
Sederhanakan alur ceritanya? Tapi dialog antar tokoh yang terkesan 'cheese' tetap membuat saya ikut senyum-senyum sendiri. Karakter Quinn digambarkan sebagai pria dengan segala kelebihan yang diinginkan seorang wanita, tapi tidak langsung membuat saya menjadi enek dengan karakter ini. Berlebihan tapi tidak membuat saya mual. :)
No comments:
Post a Comment