Read in English
Add to Goodreads || Download ebook
"I've discovered the secret to successful singledom. I'm acting like a man. And it's working."
After breaking up with her boyfriend of, well, forever, Abigail Wood must learn how to be single from scratch. Her dating skills are abysmal, and she ricochets from disaster to disaster – until Robert, one of London's most notorious lotharios, agrees to coach her. With his advice, she learns to navigate the bastard-infested waters of the bar scene and practices the art of being bulletproof. The new Abigail is cocky, calm, composed… but what happens when she meets her match?
Surprise!
Abigail diserang sindrom 'galau' jaman anak muda sekarang, Bedanya Abigail hanya bisa diam dan menunggu, menunggu Dave menghubunginya. Hubungan Dave-Abigail tidaklah sehat, tapi Abigail tidak mau mengakuinya. Dia selalu lemas jika Dave sudah menciumnya. Hah!
Setelah tujuh tahun berpacaran dan seolah-olah dia adalah pria terakhir dalam hidupmu, dan pria itu juga yang menginginkan hubungan kalian berakhir di saat usiamu 27 tahun dan adikmu akan segera menikah.
Damn!!
Tell me the other problem more hurt than this. Habit. Abigail sudah terbiasa dengan semua kebiasaan Peter, baik dan buruknya. Abigai juga tidak tahu cara untuk memulai hubungan dengan pria. Date. Flirting.
But live must go on, honey. Walaupun sulit, Abigail harus melupakan semuanya. Termasuk orang tua Peter yang sudah akrab dengannya. Abigail mencoba membuka dirinya dengan beberapa pria yang dia termui di bar atau pesta akhir minggunya. Tapi sayangnya pria-pria itu tidak tertarik padanya.
Robert, sahabat Luke yang adalah calon adik ipar Abigail, kehilangan room-mate-nya dan Sophie -adik Abigail- menyarankan Abigail untuk tinggal bersama Robert. Dan ketika room-mate start as a friends, Robert memberikan beberapa saran pada Abigail. Singledom Rules.
Abigail yang awalnya tidak percaya diri berubah menjadi wanita yang bisa berkencan dengan beberapa pria sekaligus. Tapi ketika dia menemukan dirinya jatuh cinta pada Dave, sahabat Luke dan Robert, Abigail kehilangan kemampuannya. Seperti penyihir yang kehilangan magicnya. Semua mantra yang dapat mengontrol pria berbalik menyerangnya.
Hubungan Dave-Abigail memang semakin membaik, tapi dilain pihak hubungan Robbert-Abigail semakin buruk. Seharusnya mereka tetap berteman dan bersahabat bukan? Apalagi mengingat Robbert ikut ambil bagian dalam proses transformasi Abigail.
So, when work become an asshole. Abigail must go to Hongkong for business trip and guest what? Harusnya Abigail yang memberikan kejutan pada Dave bahwa dia ada di Hongkong, tapi kenyataannya adalah Dave surprised her by make out with Bella.
Shit!
Sebelumnya Abigail memang pernah melihat Dave dan Bella makan bersama, tapi karena Dave terlihat jujur, dia tidak memusingkannya. Tapi melihat kemesraan kedua sejoli itu, Abigail langsung jatuh sakit karena sekali lagi dia harus terluka. Sendiri.
But, thanks God for creating Robbert. Robbert datang ke Hongkong setelah merasa ada kejanggalan dengan menghilanggnya Abigail (Abe tidak memeberitahu Robbert tentang Hongkong) dan Bella yang menjawab panggilan Robbert ketika dia menghubungi Dave.
Robbert yang merawat Abigail selama dia sakit di Hongkong. So sweet.
This book tell me more than love story, walaupun tetep aja intinya cinta. Hahaha. Saya suka dengan keluarga Abigail, kedua orang tuanya yang sangat menyanyangi mereka walaupun mereka sudah dewasa. The most important thing is, I love Robert's speech in Luke's wedding.
Singledom
No comments:
Post a Comment